Azab di hari pertama tarawih (Selasa,9 Juli 2013)

on Selasa, 09 Juli 2013
Hari ini gue mau cerita tentang hari pertama gue shalat tarawih. Ngomong-ngomong shalat tarawih, siapa sih yang engga tahu shalat tarawih (bagi orang yang belum tahu, shalat tarawih itu shalat yang dijalankan saat bulan ramadhan). Kalau gue sih sebelum shalat tarawih sering-sering milih mesjid dan imam sebelum sholat di mesjid itu. Loh kenapa?


Pertama, gue lihat mesjid yang besar dan lega. Itu salah satu kewajiban mutlak yang harus dimiliki setiap mesjid. Karena sudah 19 tahun gue hidup, hari pertama shalat tarawih pasti yang mau shalat itu membludak dan gue sudah memprediksi. Di pikir-pikir bahaya juga kalau gue sampai lupa memprediksi, gue bisa-bisa shalat di tempat wudhu. Kan engga lucu kalau ada orang yang foto gue shalat di tempat wudhu atau mungkin di WC dan orang itu ngeshare foto gue lagi shalat di WC. --"

Kedua, pilih lah imam yang bacaan shalatnya cepat (Ingat: bukan gerakannya! tar dikira lagi SKJ). Alasannya? Ini sangat gampang. Ada pepatah berkata, "Lebih cepat lebih baik." Itu lah tujuannya. :)

Ketiga, pilih imam yang hapalan suratnya di bawah rata-rata (hal ini sangat jarang dan bila ada itu 1000000000000000000000000000000000000000000000 : 1 , eh kebanyakan 0 nya!)

Sekian dulu deh alasan gue, takut tar bokap gue tahu bisa-bisa gue disuruh pesantren (bukan enggak mau, cuman tidak bisa jauh dari keluarga. hahahaha. :B)

Aduh jadi lupa gue mau cerita.
Ketika gue lagi dikamar asik main iphone sampe lupa adzan isa sudah dari tadi berkumandang dan gue baru tersadar ketika iqomat berkumandang. Gue teringat kalau hari ini shalat tarawih pertama. Gue ambil air wudhu dan pergi ke mesjid dengan lari sekencang mungkin.

Sampai di depan mesjid gue ngerasa kaya baru putus pacaran. Gue lihat engga ada lagi tempat buat gue shalat. Sempat gue pasrah menerima takdir ini, semua penuh penyesalan. Tapi tiba-tiba ada pangeran kodok datang membawa segulung sajadah mesjid, gue sedikit terharu masih ada jalan yang di berikan. Serantak gue bantu pangeran kodok itu dan memulai shalat.

Selesai shalat isa, kami semua menunggu imam berkhutbah. Belum sempat imam naik mimbar, telinga gue udah rusak duluan dengan teriakan anak kecil disebelah gue (posisi duduk gue paling ujung dan di luar mesjid, kanan gue cuman ada tumpukan sendal orang-orang).
Ini bercakapan 2 anak kecil itu.

Anak1:AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA mana sendal aku!
Anak2:Warna apa?
Anak1:Warna item, padahal baru dibeliin mamah aku buat lebaran. (Songong sih lebaran masih jauh udah di pake.)
Anak2:Cari dulu aja. (anak kedua lebih dewasa dan anak kesatu sudah mulai memerah mukanya. mungkin gara-gara sendalnya engga hilang jadi lebih dewasa.)

Mendengar kata sendal gue juga jadi inget sendal gue. Gue tinggal dulu iphone di tempat gue duduk tadi (Booking lah istilahnya biar engga ada yang tempatin.) dan gue pergi sebentar mengambil sendal dan menyimpannya dekat gue shalat.

Eh engga lama gue ambil sendal itu dua anak kecil yang tadi malah duduk di tempat gue dan dudukin iphone gue lagi. Kesal, jengkel, marah, ngambek, kesal, jengkel, marah, ngambek tuh jadi satu. Udah kaya es buah yang di dalamnya berbagai macam buah-buahan. Niat jail muncul dari diri gue sampai tiba saatnya gue ambil tuh sendal anak kecil itu.

Tapi ketika gue sedang memegang sendal anak kecil itu gue kaget, anak kecil itu lihat gue dan otomatis gue lempar itu sendal entah ke mana. Menghilangkan rasa takut gue ketahuan gue ambil tuh iphone gue sambil bilang "misi dee." dan anek itu terkejut dengan hilangnya sendal sebalah kiri dia.

Anak1:Sendalku hilang lagi!
Anak2:Masa udah ilang lagi?
Anak1:Lihat aja engga ada.

Mereka mencari sendal yang hilang dan gue tertawa di dalam hati emang enak lo. Hahahaha. Dengan gagahnya gue duduk.

Imam yang sudah melakukan khutbah melanjutkannya dengan shalat tarawih. Baru saja gue mau mulai shalat, dua anak kecil tadi kembali dan berlari kedepan gue (tepatnya berdiri di tempat gue mau sujud). Di pikiran gue anak kecil itu cuman numpang lewat dan gue melanjutkan shalat.

Rakaat pertama gue sujud, gue baru sadar azab ada di hadapan gue. Ternyata dua anak tadi numpang lewat itu sedang bersihin kakinya yang baru terjun dari saluran air atau solokan atau comberan atau sungai bau atau apapun itu yang bikin idung gue mendadak mencium bau tidak sedap dan gue mendadak asma selama 5 detik.


Ini cerita sekedar sharing saja. Tidak ada maksud untuk merendahkan siapapun. Ambil hikmah dari cerita ini.

0 comments:

Posting Komentar