First love (part 10)

on Rabu, 03 April 2013
Ujian Nasional sebentar lagi tiba, hari ini saya pergi ke sekolah dengan membawa papan tulis yang biasa di pakai untuk Ujian. Hari ini saya tryout sebagai latihan Ujian Nasional tidak seperti biasa Wulan diam di kelas dan hanya membaca buku, seolah aneh saya mendatangi Wulan untuk memastikan dia kenapa.
"Wulan kami kenapa? dari tadi diam saja?" saya bertanya kepada Wulan dengan penuh tanda tanya, "gpp" wulan yang terlihat jutek dan membuang muka dari saya seolah membuat saya pergi untuk memberi waktu Wulan berpikir.

Sepanjang Ujian Tryout saya sesekali memandang Wulan, dengan sikap Wulan hari ini yang berbeda yang selalu membung muka di saat saya melihatnya berbeda dengan Ujian Tryout sebelumnya, kami saling memandang seakan menjadi simbol spirit untuk mengerjakan Ujian yang seolah-olah Ujian ini menjadi mudah untuk di kerjakan. Sikap Wulan yang tidak kunjung berubah membuat saya melanjutkan untuk mengerjakan soal Ujian dan berharap tidak ada sikap yang berubah lebih dari ini.

Kertas Ujian pun di kumbulkan di meja pengawas, alat-alat tulis satu- persatu saya simpan di dalam tas saya sambil bersiap untuk pulang. Mata saya melihat tempat duduk Wulan yang kosong membuat saya kaget ke mana Wulan pergi, badan saya yang serentak membuat saya berlari keluar kelas untuk mencari Wulan, mata yang di buat sibuk akibat mencari jejak Wulan seolah tidak merasa cape untuk mencari dan di tambah teriakan Arip memanggil saya dan saat itu teriakan Arip saya hiraukan seakan tidak penting. Saya berlari ke pintu gerbang sekolah, dan akhirnya saya menemukan Wulan sedang berjalan cepat di depan pintu gerbang seakan tidak mau kehilangan jejak Wulan lagi saya berlari untuk menghampiri Wulan.

Nafas yang sedikit sesak akibat berlari mencari Wulan, dan lagi-lagi Wulan membung muka, seakan menandakan tidak mau bertemu dengan saya di tambah Wulan yang tidak mau menjawab panggilan saya, ada percakapan antara kami:
zul: Wulan kamu kenapa? marah sama zul? kenapa dari tadi diam saja?
wulan: *dia hanya menjawab gpp*
zul: Wulan jawab pertanyaan zul!
zul: Kamu kenapa sih? hey jawab!
zul: Kamu ada masalah? cerita dong sama zul, jangan kaya gini! zul gak suka.
wulan: Wulan gpp zul! *dengan nada bentak.*
zul: terus kenap kamu kaya gini? cerita dong?
wulan: *dia tidak menjawab kembali pertanyaan saya*

Saya tidak menerima tindakan Wulan yang membuat saya menarik tangan Wulan dengan paksa, dan saya sepontan mengatankan ini kepada Wulan, "kamu masih sayang Dadang?", Wulan yang saat itu memaksa saya untuk melepaskan pegangan saya dan ketika saya mengatakan itu Wulan terdiam, matanya yang memerah dan berkaca membuat saya kaget, tidak lama ketika mata Wulan memerah, Wulan menjawab pertanyaan saya, "ia zul Wulan masih sayang Dadang".

Genggaman tangan yang kuat agar Wulan tidak pergi meninggalakan saya seolah melemah, kata-kata dari Wulan itu membuat hati saya sakit, sakit yang hanya di rasakan oleh perasaan ini bukan rasa sakit tubuh ini di tambah hal ini, hal pertama yang saya rasakan membuat mata saya berkaca menahan sakitnya hati ini perasaan yang di bohongi. Saya terdiam di tepi jalan dan melihat Wulan yang meninggalkan saya sekan sulit untuk bergerak menghampiri Wulan kembali untuk menanyakan alasan dari kata-kata terakhir Wulan tadi.

Arip dan Iwan yang menepuk pundak saya dan melihat mata saya memerah dengan sigap teman saya membawa saya pulang menggunakan angkot, di dalam angkot pun rasa kesal, marah, dan seperti orang bodoh yang sedikit menangis tidak tertahankan.

Sesampai di rumah dengan di temani teman saya yang mengantarkan saya, saya langsung masuk ke rumah dan berkata kepada Arip dan Iwan, "ane mau sendiri dulu, maaf ya" saat perasaan ini kacau balau saya lebih memilih untuk menyendiri menyuruh Arip dan Iwan pulang.

Hari minggu dengan tema patah hati ini yang membuat saya semakin menyendiri yang seakan bukan kegiatan saya, kegiatan yang begitu membosankan tapi apa boleh buat ini yang saya rasakan kekecewaan yang sangat perih membuat saya bercerita kapada mamah, ia! mamah yang selalu mengerti saya, yang selalu membuat kesimpulan dari semua curhatan saya, dan membari nasehat. Hari ini hari pertama saya curhat tentang pacar kapada mamah dan nasehat yang mamah ingat sampai saat ini adalah, "kita pacaran jangan terlalu sayang dengan pacar kita agar nanti ketika pacar kita mengecewakan kita, kita tidak merasakan sakit yang berlebihan".

0 comments:

Posting Komentar