First love (part 5)

on Selasa, 02 April 2013
Empat bulan berpacaran dengan Dest saya tidak merasakan kecocokan yang sama saat pertama kali bertemu. Apakah cinta saya dengan Dest itu cinta pertama? bukan, ini bukan cinta pertama saya malaikan pacar pertama saya.
Saya memutuskan untuk putus dengan Dest dengan sebab yang masih privasi.


Di kelas baru di tingkat kelas yang lebih tinggi sebagai kakak kelas di sekolah ini saya di tempatkan di kelas sembilan yang kebetun juga masih satu kelas dengan Wulan dan juga pacarnya Dadang yang semakin membuat saya bad mood di tambah dengan Arip yang berbeda kelas dengan saya tapi masih bersebelahan kelas. Iwan teman saya kebetulan masih satu kelas dengan saya yang membuat saya sedikit mempunya teman dekat tapi tetap saja saya merasa bad mood.

Malam yang sunyi selalu menemaniku di kala saya kesepian, hal aneh di saat saya jarang mendapatkan sms bahkan telepon di malam hari seakan hp saya rusak tidak berbunyi dan tidak ada sms masuk, saya melihat hp saya yang berbunyi menandakan ada sms masuk. Dengan kagetnya saya melihat pengirim sms ini, ternya Wulan sms saya dengan sigap saya membalas sms itu. Dengan kata-kata yang singkat yang di lontarkan oleh Wulan untuk saya membuat malam ini semakin meriah, seolah mimpi indah yang sudah lama saya tunggu.

Berawal dari sms itu saya semakin dekat kembali dengan Wulan serasa kembali di mana satu tahun lalu hal seperti ini, kisah itu kembali terulang.

Saat ini saya memberanikan diri untuk berinteraksi di luar sms atau pun telepon dan saya mencoba untuk berbicara dengan Wulan.

Pagi ini saya terlambat sekolah dengan berlari mendatangi tukang ojek saya pergi ke sekolah. Sesampai depan sekolah dengan hati lega saya melihat pintur gerbang sekolah masih terbuka lebar, seolah memperlambat lari saya untuk mengistirahatkan badan saya akibat berlari mengejar waktu.

Tidak sadar di sebalah saya ada seorang Wulan, perempuan yang saya cintai itu ada di sebelah saya dengan farfum yang menyengat yang membuat perasaan saya semakin rileks, sepontan saya berkata kepada Wulan, "eh ada Wulan! sama siapa di anternya tadi?" dengan nada menahan nafas akibat reaksi berlari tadi, "sama mas" dengan sedikit malu dia menjawab entah dia kaget kalau saya akan bertanya seakrab itu. Kami bertanya basa basi sepanajng perjalanan menuju kelas dengan sedikit basa basi dari saya yang membuat Wulan tersenyum seakan dia senang di dekat saya. Dengan kaget saya melihat di papan tulis ada tulisan "Zul love Wulan" dan ada satu tulisan lagi "Dadang love Ika" serentak saya dan Wulan kaget muka kami memerah. Muka senyum yang hanya bisa saya berikan kepada teman-teman saya yang saat itu melihat saya membuat saya grogi.

Cinta yang hilang datang kembali, cinta pertama yang tidak pernah hilang. Kata-kata itu mewakili perasaan saya saat ini sempat terpikir "kamu belum status berpacaran bisa saja dia pergi lagi" dan saat itu saya bertekat untuk mengatak perasaan yang sudah lama saya sembunyikan. 

Berawal dari mengerjakan tugas di warnet karena kami tidak mempunya bahan untuk mengerjakan tugas, saya memberanikan untuk mengatakan tentang perasaan saya "Wulan, zul mau ngomong sesuatu, kalau zul itu sayang saya Wulan, mau gak jadi pacar zul?" dengan nada serius yang saat ini saya rasakan adalah apakah dia meneriama saya atau menolak saya dan apa pun jawaban dari salah satu itu, saya akan menerimanya, "hmmm kasih Wulan waktu ya zul" Wulan menbalas pertanyaan saya. Tidak ada sepatah kata pun yang terucap dari mulut kami di mulai dari terakhir Wulan membalas pertanyaan saya itu dan saat itu juga saya mengajak Wulan untuk pulang agar tidak memperlama keadaan ini.

Kami berpisah di jalan, tempat tinggal kami berbeda arah dengan lambaian tangannya membuat saya merasa tenang saat meninggalkannya sendiri.


Malam yang dingin membuatku ingin merasakan hangatnya selimut yang hangat, seakan mengingatkanku kepada Wulan apa jawab yang di persiapkannya untuk saya yang sepontan saya mengambil hp dan mengirim sms ke Wulan "malam Wulan, zul harap jawabannya jangan lama-lama lebih cepat lebih baik". Tidak lama kemudian ada balasan dari Wulan "zul kasih Wulan waktu ya, maaf sudah membuat zul menunggu" dan dengan cepat saya membalas sms Wulan "ya gpp zul ngerti ko, met' malam mimpi indah sampai ketemu besok di sekolah" malam yang indah berharap akan ada mimpi indah dan jawaban dari Wulan besok.

Kelas saat itu seperti biasa, ada canda tawa, teriakan dan senyuman di pagi hari, yang pertama saya temui adalah Wulan bahkan teman-teman dekan saya merasa aneh kenapa saya tidak nongkrong dengan mereka, biasanya saya nongkrong bahkan mencari sarapan di kanti walaupun saya biasa sarap di rumah dan sekedar menemani teman-teman saya yang belum sempat sarapan.

Seolah saya melupakan jawaban yang saya tunggu-tunggu dari Wulan saya mengerjakan pr di kelas, waktu itu saya ingat pr bahasa inggris yang saya kejakan dengan meminjam buku Wulan karena dia sudah mengerjakannya dan tinggal saya copas walau pun ada rasa malu karena terluhat bodoh di depan perempuan yang saya sayangi, saya melanjutkan untuk copas dan Wulan hanya tersenyum mengamati saya sedang mengcopas pr di pagi itu.

0 comments:

Posting Komentar