Sabar dan Ikhlas Satu Tujuan (06-04-13)

on Sabtu, 06 April 2013

Awan sudah tidak menangis di hari ini serentak saya pergi untuk menuju net dengan menggunakan si biru. Gas motor pun saya tekan untuk mengawali perjalanan, belum juga mesin motor panas sudah di hadang dengan banjirnya akses keluar dari komplek yang membuat saya menarik celana panjang saya agar tidak basah karena ombak air banjir, di saat itu saya sedikit kesal karena sudah berbulan-bulan jalan akses keluar komplek belum juga di perbaiki tapi terlihat di saat itu proses perbaikan jalan yang sedikit menghambat jalan orang-orang yang mau melintas.


Dan lagi-lagi baru saja saya melewati arus derasnya banjir sudah di sambut dengan macetnya di pertigaan dekat komplek saya tinggal yang biasanya jarang terjadi macet seperti ini dengan skill bermotor yang saya punya di dapatkan dari kebiasaan bermotor dan di tambah sering di bonceng papah ketika masih kecil membuat saya bisa melewati macet di pertiga itu dengan mudah.

ketika sampai pertigaan dan membelokkan stir motor untuk berbelok kearah kanan sudah melewati kemacetan yang cukup panjang saya di sambut lagi dengan kemacetan yang lebih panjang dari yang tadi. Mencoba mengambil jalur kanan yang sedikit di lewati pengendara lain membuat saya melewati kendaraan yang terdiam di sebelan kiri saya karena macet, mata saya yang bisa meliat pandangan jauh, melihat ada gerombolan orang yang sedang berjoged dan ternyata itu adalah singa depok, ya! itu adalah kebiasaan di daerah saya untuk merayakan sesuatu tapi lebih kepada acara sunatan.

Beberapa menit stop di kerumunan orang yang sedang merayakan singa depok memaksa saya untuk bersabar. Sesudah menunggu beberapa menit akhirnya saya melajukan si biru untuk mengajaknya menghembus angin. Angin yang menghembus muka saya dengan hawa yang sedikit panas membuat saya munutup kaca helm seakan tidak kuat dengan cuaca di hari itu. Ketika saya sedang melaju tidak sadar di sebalah kanan dan kiri saya ada pengendara motor racing, ya walau bebeda tahun pembuatan, kenalpot dua motor ini membuat teling saya terganggung dengan adanya suara kenalpot itu. Mulai ada rasa gengsi di antar mereka berdua membuat mereka melakukan hal-hal konyol dari menyalip dan tidak jadi akibat macetnya jalan dan timbul suatu keadaan yang sangat fatal, hampis saja mereke menabrak ibu-ibu yang sedang menyebrang membuat jantung saya bergetar lebih cepat. Kembali lagi saya harus bersabar menghadapi orang-orang seperti mereka yang egois seolah jalan milik mereka pribadi.

Sudah 1/2 perjalanan menuju net saya di pertemukan lagi dengan masalah di jalan, waktu itu posisi jalan yang pas dengan dua mobil saja tetapi tada saat itu ada dua mobil yang parkir sembarang di sebalah kiri dan kanan membuat keadaan jalan hanya cukup untuk satu mobil. Tidak habis kesabaran saya di uji lagi dengan keadaan ini membuat saya mengerti apa arti dari kesabaran.

Perjalanan yang sangat padat dan macet membuat saya kembali mempermainkan motor mengambil cela-cela jalan sedikit demi sedikit dan akhirnya sedikit lagi saya sampai di net dan ketika masuk gang net itu saya di pertemukan dengan seorang laki-laki yang menaiki motor dengan posisi memblock akses saya jalan, dan ada inisiatif saya untuk mengklakson laki-laki itu dan apa yang ter jadi? dia malah menangis dan dia baru sadar di situ ada saya, dia malah menangis malu di atas motor dan beberapa menit kemudaan datang seorang perempuan yang memberikan sesuatu kepada laki-laki itu dan membuat laki-laki itu semakin banyak mengeluarkan air mata, seakan perempuan itu sadar ada saya serentak menyuruh laki-laki itu untuk memindahkan motornya yang menghalangi akses jalan. Akhirnya saya melanjutkan perjalanan dan tertawa tidak tertahankan. (kayanya baru di pututsin pacarny, hahaha.. :D)

Dari semua ini saya mendapatkan pelajaran dan latihan bersabar.

#JustSharing

0 comments:

Posting Komentar