First love (part3)

on Senin, 01 April 2013
Embun pagi yang sangat dingin di pagi itu memaksa saya untuk memakai jaket yang tebal, sarapan pagi buatan mamah yang selalu menahan rasa dingin di perut seakan mengurangi dinginnya di pagi ini tapi tetap saja ada yang mengganjal di pikiran soelah memudarkan semua hal dan berfokus ke satu tujuan ya itu sikap yang akan di lakukan oleh Wulan, karena memikirkan dia saya sampai tidur jam dua malam dan membuat pagi ini sedikit mengantuk seolah tidak mau mengantuk saya meminum kopi yang di buat oleh mamah.


Langkah demi langkah saya lewati di temani dengan udara dingin di pagi hari saya menuju angkot yang biasa saya gunakan untuk menuju my school. Sesampai di sekolah saya memperlambat jalan saya seakan menikmati saat-saat ini dan menunggu apa yang ada di kelas hari ini. 

Sampai lah di depan kelas saya, saya di sapa oleh teman saya dan saya berfokus kepada tempat duduk yang selalau menemani saya di kelas dengan pandangn berfokus ke tempat duduk saya duduk. Seolah penasaran dengan tempat duduk ujung belakang, mata saya penasaran apa reaksi  Wulan saat ini dengan gerakan cepat saya melihat kursi tempat biasa duduk Wulan, ternyata dia belum datang dan membaut saya sedikit lega.

Kira-kira 3 menit kemudian Wulan datang dengan terburu-buru seperti di kejar anjing yang dia pikir pasti dia akan terlambat. Matanya yang selalu saya lihat seolah tidak pernah bosan melihatnya dan apa yang terjadi? dia melihat saya dengan senyumnya yang manis. Proses itu terjadi kira-kira 2 menit tapi terasa berjam-jam yang membuat pemikiran semalam itu hilang dia tidak marah dia malah membalas lebih dari apa yang saya pikirkan.

Hari demi hari, pendekatan itu semakin indah, dari telepon biasanya sehari satu kali dan di lakukan sesudah pulang sekolah menjadi hampir tiap jam di tambah saya baru beli hp, ya hpnya cukup untuk sms atau teleponan yang membuat saya jarang pergi ke kantin untuk jajan menyisakan uang jajan untuk membeli pulsa. Saya berinteraksi hanya di telepon saja kalau di sekolah paling tersenyum dan belum bisa saya berinteraksi dengan di lihat oleh orang lain.


Kami semakin dekat semakin kenal satu sama lain tapi keadaan itu hilang entah pergi kemana. Ada gosip yang beredar di kelas bahwa Wulan berpacaran dengan salah satu teman saya di kelas namanya Dadang(disamarkan). Saya tidak begitu akrab dengan Dadang hanyak kenal saja walau pun teman di kelas, kami jarang ngobrol berbeda dengan teman saya yang lain.

Perasaan ini mulai hilang ketika saya melihat Wulan dan Dadang pulang bersama, ke kantin bersama seolah kesal dan meluapkannya dengan memukul teman saya teman baik saya Mabrur.

Mulai saat itu saya mencoba bolos sekolah untuk menghilangkan kekecawaan dan salahnya lagi saya mengajak teman baik saya Mabrur dia tidak salah apa-apa tapi saya menjerumuskan dia dengan kegiatan tidak berarti ini.

tiga bulan saya tidak sekolah seakan memiliki hari-hari bebas, dan di hari ini saya ketahuan bolos. Ya waktu yang tidak lama, tiga bulan saya bolos pasti saya terasa bau-bau bolos itu dan saya akan tau akhir dari kegiatan bodoh saya, saya akan di marahin mungkin bisa di husir dari rumah.

Waktu itu pulang dari warnet, saya di tegor oleh operator warnet namanya Aa Congli, "zul pulang sekarang tadi papah kamu ke sini nyariin kamu" dengan nada kasian kepada saya, "yang benar ya Aa Congli? bercanda ah" dengan nada canda agar saya tidak tegang, "ia benar papah kamu ke sini katanya kamu dapat surat panggilan orang tua, udah pulang aja gapapa", saya terdiam sesaat untuk closeback.

Jantung ini yang berdetak keras tegang dan kaget menjadi satu persatuan yang membuat saya berpikir melewati batas, pikiran saya saat itu adalah saya ingin kabur saja dan tidak akan kembari lagi di rumah tapi seolah ada yang membalas, *kamu mau hidup gimana kalau kamu tidak sekolah? mau dapat pekerjaan gimana kalau tidak sekolah? sudah pulang saja* pikiran itu yang membuat saya pergi ke rumah dan mengadapi semua masalah toh ini masalah karena saya sendiri bukan orang lain.

Sesampai di rumah itu pun terjadi, saya di siksa di rumah oleh papah saya dan saya terima semua karena itu kesalahan bodoh saya.


0 comments:

Posting Komentar