First love (part 8)

on Rabu, 03 April 2013
Seakan tidak adil dengan adanya indahnya hubungan membuat hubungan saya dengan Wulan mengalami banyak godaan dan sampai dengan suatu saat bermodal egois kami yang memulai hibungan ini semakin kacau.


Hari ini kami memutuskan untuk tidak berpacaran lagi karena ego yang di miliki kami membuat keadaan menjadi membalik. Waktu itu saya mempergoki Wulan bersms lagi dengan Dadang, ya! mantan dia dan itu yang membuat saya marah dan memutuskan untuk putus, seakan Wulan pun tidak mau kalah menuduh saya telah smsan dengan Ika. Ya Ika adalah mantan dari mantannya, saya perjalas, Ika adalah mantan dari Dadang dan Wulan tidak suka saya sms dengan Ika, ini lah bibit dari permasalah hubungan saya dengan Wulan seakan saya abaikan Wulan saya memiliki untuk losecontanct dengan Wulan.

Di saat pelajaran di mulai kebiasaan itu muncul akibat saya dekat dengan Ika, walau pun kami masih satu kelas, saya dan Ika malah asik smsan dengan kebiasaan memberi Ika sms dan di balas tatapan Ika yang melihat saya, hal itu bergantian sebaliknya Ika sms saya, saya langsung melihat Ika dengan senyum.

Radita datang menghampiri saya, Radita adalah teman dekat Ika yang saat saya dengan Ika bersmsan Radita hanya mengamati kami, seakan aneh saya melihat Radita menghampiri saya dengan sedikit membisikan dia berkata "awas ya zul nyakitin teman aku" dengan nada santai saya membalas "santai aja Radita" di tambah senyuman dari saya.

Tidak lama kami BDKT saya dan Ika berpacaran, seakan ini ujian untuk saya ada gosip Wulan dan Dadang kembali berpacaran. Panasnya kelas kembali terasa kami dua pasangan yang saling memanasi. Saya memanas-manasi Wulan dan Ika memanas-manasi Dadang seakan tidak ada habisnya pertempuran ini membuat kami ingin bersaing siapa yang paling kuat bertahan dengan keadaan ini.

Kembali lagi teman dekat saya Arip menceramahi saya, "zul sadar ga kalau kalian itu cuman ingin melihat mantan kalian cemburu?" saat ini saya mengabaikan perkataan Arip yang membuat Arip pasrah dengan tindakan saya itu.

Jam istirahat pun tiba, Arip sudah menunggu di depan kelas saya seakan memaksa saya untuk cepat keluar dengan menemani Arip untuk pergi ke kantin. Di kantin saya dan arip banyak curhat apa yang saya rasakan saat itu membuat saya lega. Perut sudah kenyang saatnya nongkrong di depan kelas, dengan kaget saya melihat Ika ngobrol dengan seorang laki-laki yang pernah saya lihat di suatu tempat tapi saya tidak tau pasti siapa dia, pantas saja sms saya tidak di balas, saya dan Arip kembali melanjutkan perjalanan untuk menuju tempat nongkrong kami. Teman-teman saya sedang mengobrol dengan asik, saya malah berfokus melihat Ika sedang mengobrol dengan laki-laki itu seolah tidak mau kalah saya mengirim sms sampai Ika menjawab, tapi semua itu sia-sia Ika tidak menjawab satu pun sms dari saya seakan keasikan dengan mengobrol bersama laki-laki itu dan seakan tidak terima dengan tindakan Ika saya mendatangi mereka tapi saya malu untuk memanggil Ika dan saya malah memukul pintu kelas yang kebetulan laki-laki itu ada di sebalah pinti kelas, "BRUKKKKKKKKKKK!" dengan kencangnya saya memukul pintu kelas dan duduk di kursi saya.

Sepontan Ika langsung mendatangi saya "kenapa kamu zul? main pukul pintu aja" dengan nada kasar saya menjawab "apa pedulinya kamu? liat sms zul di balas tidak? udah urus aja laki-laki itu" seolah tidak mau kalah Ika berkata "maaf hpnya di tas Radita, itu kakak kelas aku dulu" saya belum puas dengan jawab itu "ya udah urus aja laki-laki itu!" Ika yang tidak bisa berkata apa-apa langsung pergi keluar kelas dengan kesalnya dia memukul pintu kelas seperti saya tadi.

Hubungan saya dengan Ika belum sampai satu bulan, kami memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini dengan damai berbeda dengan hubungan saya dan Wulan yang berakhir saling memusuhi.


0 comments:

Posting Komentar